Difference between revisions of "Ilokusi"

From Glottopedia
Jump to navigation Jump to search
Line 11: Line 11:
 
Ilokusi memiliki jenis asertif dan direktif. Tindak tutur ilokusi asertif merupakan kalimat yang mengandung makna tersirat dengan tujuan agar lawan bicara memahami maksud pembicara. Sementara Ilokusi direktif dimaksudkan untuk memberikan perintah ataupun pengaruh kepada mitra tutur melalui ucapan penutur. Ilokusi juga dapat dikategorikan menjadi 5 hal yaitu verdiktif, eksersitif, komisif, behabitif, dan ekspositif (Chaer, 1995).
 
Ilokusi memiliki jenis asertif dan direktif. Tindak tutur ilokusi asertif merupakan kalimat yang mengandung makna tersirat dengan tujuan agar lawan bicara memahami maksud pembicara. Sementara Ilokusi direktif dimaksudkan untuk memberikan perintah ataupun pengaruh kepada mitra tutur melalui ucapan penutur. Ilokusi juga dapat dikategorikan menjadi 5 hal yaitu verdiktif, eksersitif, komisif, behabitif, dan ekspositif (Chaer, 1995).
  
'''Verdiktif'''
+
=== Verdiktif ===
 
Ilokusi verdiktif digunakan oleh penuturnya untuk memberikan penilaian atau penetapan terhadap mitra tutur. Contohnya ketika seorang polisi mengatakan kepada seorang pengendara yang melanggar rambu lalu lintas "saya '''memutuskan''' bahwa kamu harus saya tilang." Hal tersebut menunjukkan bahwa polisi memberikan keputusan kepada mitra tuturnya untuk ditilang.
 
Ilokusi verdiktif digunakan oleh penuturnya untuk memberikan penilaian atau penetapan terhadap mitra tutur. Contohnya ketika seorang polisi mengatakan kepada seorang pengendara yang melanggar rambu lalu lintas "saya '''memutuskan''' bahwa kamu harus saya tilang." Hal tersebut menunjukkan bahwa polisi memberikan keputusan kepada mitra tuturnya untuk ditilang.
  
'''Eksersitif'''
+
=== Eksersitif ===
 
Jenis tindak tutur ilokusi satu ini memiliki makna untuk menyatakan peringatan ataupun perjanjian. Seperti contoh kalimat "Harap tenang, sedang ada ujian." Kalimat tersebut termasuk dalam tindak tutur eksersitif yang mana penutur memberikan peringatan kepada warga sekolah untuk tidak membuat keributan atau kebisingan karena ujian sedang dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah.
 
Jenis tindak tutur ilokusi satu ini memiliki makna untuk menyatakan peringatan ataupun perjanjian. Seperti contoh kalimat "Harap tenang, sedang ada ujian." Kalimat tersebut termasuk dalam tindak tutur eksersitif yang mana penutur memberikan peringatan kepada warga sekolah untuk tidak membuat keributan atau kebisingan karena ujian sedang dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah.
  
'''Komisif'''
+
=== Komisif ===
 
Komisif merupakan tindak tutur yang mengandung perjanjian dalam penuturan kalimatnya antara penutur dengan mitra tutur lainnya. Sebagai contoh ketika "Besok siang kita makan di restoran kantor ya?", "Oke." Tuturan kalimat tersebut termasuk dalam tindak tutur komisif karena penutur membuat janji kepada mitra tutur untuk makan siang bersama di restoran kantor dan mitra tutur pun menyetujui janji makan siang bersama tersebut.
 
Komisif merupakan tindak tutur yang mengandung perjanjian dalam penuturan kalimatnya antara penutur dengan mitra tutur lainnya. Sebagai contoh ketika "Besok siang kita makan di restoran kantor ya?", "Oke." Tuturan kalimat tersebut termasuk dalam tindak tutur komisif karena penutur membuat janji kepada mitra tutur untuk makan siang bersama di restoran kantor dan mitra tutur pun menyetujui janji makan siang bersama tersebut.
  
'''Behabitif'''
+
=== Behabitif ===
 
Tindak tutur behabitif adalah tindak tutur yang mengaitkan suatu tindakan akibat adanya tingkah laku sosial baik itu kabar baik maupun buruk. Seperti ketika penutur mengucapkan selamat atas kemenangan temannya dalam pemilihan ketua OSIS "Selamat ya atas terpilihnya menjadi ketua OSIS." kalimat tersebut mengandung perasaan maupun ekspresi penutur yang diberikan kepada mitra tutur akibat tingkah laku sosialnya yaitu memenangi pemilihan ketua OSIS.
 
Tindak tutur behabitif adalah tindak tutur yang mengaitkan suatu tindakan akibat adanya tingkah laku sosial baik itu kabar baik maupun buruk. Seperti ketika penutur mengucapkan selamat atas kemenangan temannya dalam pemilihan ketua OSIS "Selamat ya atas terpilihnya menjadi ketua OSIS." kalimat tersebut mengandung perasaan maupun ekspresi penutur yang diberikan kepada mitra tutur akibat tingkah laku sosialnya yaitu memenangi pemilihan ketua OSIS.
  
'''Ekspositif'''
+
=== Ekspositif ===
 
Dalam tindak tutur ekspositif, penutur bermaksud untuk memberikan keterangan atau penjelasan kepada mitra tutur. Contohnya ketika penutur berkata "Rumah saya terbakar karena listrik rumah saya mengalami korsleting." Dalam kalimat tersebut penutur  
 
Dalam tindak tutur ekspositif, penutur bermaksud untuk memberikan keterangan atau penjelasan kepada mitra tutur. Contohnya ketika penutur berkata "Rumah saya terbakar karena listrik rumah saya mengalami korsleting." Dalam kalimat tersebut penutur  
 
memberikan penjelasan kepada tindak tuturnya yang mana seorang pemadam kebakaran bahwa listrik yang korsleting merupakan penyebab rumahnya terbakar.
 
memberikan penjelasan kepada tindak tuturnya yang mana seorang pemadam kebakaran bahwa listrik yang korsleting merupakan penyebab rumahnya terbakar.

Revision as of 16:25, 6 June 2024

Ilokusi

Ilokusi atau Tindak Tutur Ilokusi merupakan ilmu pragmatik yang memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu tindakan melalui suatu ucapan. Tindak tutur Ilokusi mengandung makna tersirat di dalamnya (Searle, 1969). Tindak tutur ilokusi juga dapat digunakan penuturnya untuk melakukan berjanji, bertaruh, menolak, memesan, dan memerintah (Nadar, 2009).

Contoh

Ketika dalam suatu kegiatan masa orientasi sekolah, panitia mengatakan "Bisa dipercepat gak jalannya?"

Kalimat tersebut merupakan pertanyaan namun memiliki maksud untuk menyuruh peserta orientasi untuk mempercepat jalannya.

Ilokusi memiliki jenis asertif dan direktif. Tindak tutur ilokusi asertif merupakan kalimat yang mengandung makna tersirat dengan tujuan agar lawan bicara memahami maksud pembicara. Sementara Ilokusi direktif dimaksudkan untuk memberikan perintah ataupun pengaruh kepada mitra tutur melalui ucapan penutur. Ilokusi juga dapat dikategorikan menjadi 5 hal yaitu verdiktif, eksersitif, komisif, behabitif, dan ekspositif (Chaer, 1995).

Verdiktif

Ilokusi verdiktif digunakan oleh penuturnya untuk memberikan penilaian atau penetapan terhadap mitra tutur. Contohnya ketika seorang polisi mengatakan kepada seorang pengendara yang melanggar rambu lalu lintas "saya memutuskan bahwa kamu harus saya tilang." Hal tersebut menunjukkan bahwa polisi memberikan keputusan kepada mitra tuturnya untuk ditilang.

Eksersitif

Jenis tindak tutur ilokusi satu ini memiliki makna untuk menyatakan peringatan ataupun perjanjian. Seperti contoh kalimat "Harap tenang, sedang ada ujian." Kalimat tersebut termasuk dalam tindak tutur eksersitif yang mana penutur memberikan peringatan kepada warga sekolah untuk tidak membuat keributan atau kebisingan karena ujian sedang dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah.

Komisif

Komisif merupakan tindak tutur yang mengandung perjanjian dalam penuturan kalimatnya antara penutur dengan mitra tutur lainnya. Sebagai contoh ketika "Besok siang kita makan di restoran kantor ya?", "Oke." Tuturan kalimat tersebut termasuk dalam tindak tutur komisif karena penutur membuat janji kepada mitra tutur untuk makan siang bersama di restoran kantor dan mitra tutur pun menyetujui janji makan siang bersama tersebut.

Behabitif

Tindak tutur behabitif adalah tindak tutur yang mengaitkan suatu tindakan akibat adanya tingkah laku sosial baik itu kabar baik maupun buruk. Seperti ketika penutur mengucapkan selamat atas kemenangan temannya dalam pemilihan ketua OSIS "Selamat ya atas terpilihnya menjadi ketua OSIS." kalimat tersebut mengandung perasaan maupun ekspresi penutur yang diberikan kepada mitra tutur akibat tingkah laku sosialnya yaitu memenangi pemilihan ketua OSIS.

Ekspositif

Dalam tindak tutur ekspositif, penutur bermaksud untuk memberikan keterangan atau penjelasan kepada mitra tutur. Contohnya ketika penutur berkata "Rumah saya terbakar karena listrik rumah saya mengalami korsleting." Dalam kalimat tersebut penutur memberikan penjelasan kepada tindak tuturnya yang mana seorang pemadam kebakaran bahwa listrik yang korsleting merupakan penyebab rumahnya terbakar.


Referensi

Hidayah, Tuti. 2020. ANALISIS TINDAK TUTUR LOKUSI, ILOKUSI, DAN PERLOKUSI PADA FILM “PAPA MAAFIN RISA”. 76-77.

Chaer, R. 1995. Pengantar Sintaksis Bahasa Indonesia. 69.