Difference between revisions of "Ilokusi"
Line 1: | Line 1: | ||
== Ilokusi== | == Ilokusi== | ||
− | Ilokusi atau Tindak tutur ilokusi merupakan ilmu pragmatik yang memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu tindakan melalui suatu ucapan. Tindak tutur ilokusi mengandung makna tersirat di dalamnya | + | Ilokusi atau Tindak tutur ilokusi merupakan ilmu pragmatik yang memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu tindakan melalui suatu ucapan. Tindak tutur ilokusi mengandung makna tersirat di dalamnya. Tindak tutur digunakan oleh sang penutur dalam berkomunikasi untuk memberikan 'penekanan' tertentu agar mitra tutur dapat memahami apa yang ingin disampaikan penutur. Tindak tutur ilokusi juga dapat digunakan penuturnya untuk melakukan berjanji, bertaruh, menolak, memesan, dan memerintah. |
== Latar Belakang == | == Latar Belakang == |
Revision as of 17:29, 6 June 2024
Contents
Ilokusi
Ilokusi atau Tindak tutur ilokusi merupakan ilmu pragmatik yang memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu tindakan melalui suatu ucapan. Tindak tutur ilokusi mengandung makna tersirat di dalamnya. Tindak tutur digunakan oleh sang penutur dalam berkomunikasi untuk memberikan 'penekanan' tertentu agar mitra tutur dapat memahami apa yang ingin disampaikan penutur. Tindak tutur ilokusi juga dapat digunakan penuturnya untuk melakukan berjanji, bertaruh, menolak, memesan, dan memerintah.
Latar Belakang
Tindak tutur awalnya muncul ketika digagas oleh John Langshaw Austin dalam bukunya yang berjudul How to do Things with Words yang kemudian diperdalam oleh Shearle yang merupakan muridnya Austin itu sendiri. Pada awalnya Austin memfokuskan penelitian kepada ucapan terhadap tindakan yang lalu ia menyimpulkan bahwa teori tindak tutur itu terbagi menjadi dua yaitu konstantif dan performatif. Tindak tutur konstantif adalah ucapan yang memiliki sifat benar atau salah, dalam arti ucapan ketika memutuskan dan menginformasikan suatu hal yang bersifat pernyataan fakta. Sementara itu, tindak tutur performatif yakni tuturan yang dapat menghasilkan tindakan tanpa memberikan penekanan terhadap suatu hal yang bersifat benar atau salah seperti dalam sebuah amanat upacara "Hindarilah tindakan kecurangan dalam ujian!" tuturan tersebut menganjurkan seseorang untuk menghindari tindakannya bukan menetapkan bahwa itu kecurangan atau bukan.
Jenis-jenis Ilokusi
Searle menggolongkan tindak tutur ilokusi menjadi 5 jenis yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif dan deklarasi. Tindak tutur ilokusi asertif merupakan kalimat yang mengandung makna tersirat dengan tujuan agar lawan bicara memahami maksud pembicara. Ilokusi direktif dimaksudkan untuk memberikan perintah ataupun pengaruh kepada mitra tutur melalui ucapan penutur. Sementara itu menurut guru dari Searle, Austin, pada awalnya menilai Ilokusi dapat dikategorikan menjadi 5 hal yaitu verdiktif, eksersitif, komisif, behabitif, dan ekspositif.
Verdiktif
Ilokusi verdiktif digunakan oleh penuturnya untuk memberikan penilaian atau penetapan terhadap mitra tutur. Contohnya ketika seorang polisi mengatakan kepada seorang pengendara yang melanggar rambu lalu lintas,
"Saya memutuskan bahwa kamu harus saya tilang."
Hal tersebut menunjukkan bahwa polisi memberikan keputusan kepada mitra tuturnya untuk ditilang.
Eksersitif
Jenis tindak tutur ilokusi satu ini memiliki makna untuk menyatakan peringatan ataupun perjanjian. Seperti contoh kalimat:
"Harap tenang, sedang ada ujian."
Kalimat tersebut termasuk dalam tindak tutur eksersitif yang mana penutur memberikan peringatan kepada warga sekolah untuk tidak membuat keributan atau kebisingan karena ujian sedang dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah.
Komisif
Komisif merupakan tindak tutur yang mengandung perjanjian dalam penuturan kalimatnya antara penutur dengan mitra tutur lainnya. Ketika dua karyawan sedang berbincang di ruangan kantor.
A: Nanti siang kita makan di restoran kantor ya.
B: Oke, jam 1 siang ya.
Tuturan kalimat tersebut termasuk dalam tindak tutur komisif karena penutur membuat janji kepada mitra tutur untuk makan siang bersama di restoran kantor dan mitra tutur pun menyetujui janji makan siang bersama tersebut.
Behabitif
Tindak tutur behabitif adalah tindak tutur yang mengaitkan suatu tindakan akibat adanya tingkah laku sosial baik itu kabar baik maupun buruk.
Seperti ketika penutur mengucapkan selamat atas kemenangan temannya dalam pemilihan ketua OSIS
"Selamat ya atas terpilihnya menjadi ketua OSIS."
Kalimat tersebut mengandung perasaan maupun ekspresi penutur yang diberikan kepada mitra tutur akibat tingkah laku sosialnya yaitu memenangi pemilihan ketua OSIS.
Ekspositif
Dalam tindak tutur ekspositif, penutur bermaksud untuk memberikan keterangan atau penjelasan kepada mitra tutur. Contohnya ketika penutur berkata,
"Rumah saya terbakar karena listrik rumah saya mengalami korsleting."
Dalam kalimat tersebut penutur memberikan penjelasan kepada tindak tuturnya yang mana seorang pemadam kebakaran bahwa listrik yang korsleting merupakan penyebab rumahnya terbakar.
Referensi
- Chaer, R. 1995. Pengantar Sintaksis Bahasa Indonesia. 69.
- Safitri, Rizky Dian. Mulyani, Mimi. Farikah. 2021. Teori Tindak Tutur dalam Studi Pragmatik. 61-63.
- Hidayah, Tuti. 2020. Analisis Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi pada Film “Papa Maafin Risa”. 76-77.