Deiksis
DEIKSIS
Pengertian Etimologis
Istilah "Deiksis" sudah digunakan oleh ahli tata bahasa Yunani Kuno, tetapi baru dipopulerkan kembali oleh ahli tata bahasa modern; tepatnya oleh K. Bühler, seorang psikolog asal Jerman. Istilah ini digunakan dalam bidang linguistik, filsafat, dan psikologi. Dalam bahasa Yunani, deiksis memiliki arti "menunjuk" atau "menunjukkan". Menunjuk dengan tangan adalah cara identifikasi melalui gestur tubuh. Oleh karena itu, deiksis berkaitan erat dengan referensi gestural.
Contoh: Ungkapan "Lukisan ini bagus sekali." bisa diganti dengan hanya "Bagus sekali." sambil menunjuk lukisan yang dimaksud.
Pengertian Deiksis
Deiksis adalah cara merujuk pada suatu hal yang berkaitan erat dengan konteks penutur. Dengan demikian, ada rujukan yang berasal dari penutur, dekat dengan penutur, dan jauh dari penutur. Dalam deiksis digunakan kata ganti personal (contoh: dia, mereka), demonstratif (contoh: ini, itu), tempat (contoh: di sini, di situ), dan waktu (contoh: nanti, sekarang).
Ada tiga jenis deiksis, yaitu deiksis ruang, persona, dan waktu. Ketiga jenis ini bergantung pada interpretasi penutur dan mitra tutur yang berada di dalam konteks yang sama.
Deiksis Ruang
Deiksis ruang berkenaan dengan cata merujuk suatu lokasi relatif bagi penutur dan mitra tutur.
Contoh: "Di sini hujan."
Kita harus mengethaui konteks ujaran tersebut agar bisa memahami di mana "di sini" yang dimaksud penutur. "Di sini" bagi penutur bisa berarti "di situ" atau "di sana" bagi mitra tutur.
Deiksis Persona
Deiksis persona berkenaan dengan cara merujuk seseorang dengan menggunakan pronomina atau kata ganti persona. Pronomina bisa dibagi menjadi sudut pandang orang pertama (tungal: saya, aku; jamak: kami, kita), orang kedua (tunggal: kamu; jamak: kalian), dan orang ketiga (tunggal: dia; jamak: mereka).
Contoh: "Kami berlibur ke Eropa."
Kita harus mengetahui konteks ujaran tersebut agar bisa memahami siapa "kami" yang dimaksud penutur.
Deiksis Waktu
Deiksis waktu berkenaan dengan cara merujuk suatu waktu relatif bagi penutur dan mitra tutur.
Contoh: "Nanti saya telepon kamu."
Kita harus mengetahui konteks ujaran tersebut agar bisa memahami kapan "nanti" yang dimaksud penutur.
Sumber:
Kushartanti, Yuwono, U., & Lauder, M. R. (Eds.). (2008). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. PT Gramedia Pustaka Utama.
Lyons, J. (2005). Linguistic Semantics: An Introduction. Cambridge University Press.