Implikatur (id)
Contents
Implikatur
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang menghadirkan nilai efektif dan efisien (rationality in conversation). Dalam kehidupan sosial, memahami sebuah kalimat/tuturan tidak akan cukup jika hanya dengan memaknainya secara semantis (literal saja), tetapi perlu dimaknai juga secara pragmatis (konteks/komunikatif)
Perbedaan Makna Konvensional dan Konversional
Makna Konvensional (Conventional Meaning) merupakan makna literal atau makna harafiah dari sebuah kalimat, sedangkan makna konversional (Conversational Meaning) merupakan makna komunikatif, yang memerlukan pemahaman secara konteks tentang apa yang dituturkan. Pemahaman konteks dan kondisi ini diperlukan karena makna konversional biasanya memuat beragam inferensi pragmatis/beragam implikatur.
Contoh: Aku lelah.
- Makna konvensional: Penutur capek (truth conditional meaning
- Makna konversional: Penutur (mungkin) sedang malas atau (kondisi) sudah malam, sehingga penutur harus istirahat.
Definisi
Seperti penjelasan sebelumnya, dalam sebuah kalimat biasanya akan memuat beragam implikatur. Implikatur adalah maksud yang terkandung dalam ucapan yang biasanya tidak dinyatakan secara langsung. Istilah lainnya adalah makna tersirat dari apa yang diujarkan oleh penutur.
Dalam percakapan, penutur akan berusaha menyampaikan dialog dengan memperhatikan relevansi, situasi dan konteks dalam percakapan, agar dapat dipahami oleh mitra tutur dengan jelas. Untuk mencapai tujuan tersebut, kaidah yang harus diperhatikan adalah prinsip kerja sama yang memuat empat maksim. Biasanya, makna implikatur termuat dalam pelanggaran prinsip kerja sama tersebut.
Contoh
P: Hari ini kita main bulu tangkis, kan? Q: Saya sibuk hari ini.
Dalam contoh di atas, P bertanya atau memastikan kepada Q tentang kegiatan bulu tangkis hari ini. Q tidak memberikan jawaban iya atau tidak, tetapi memberikan keterangan saya sibuk, yang menyiratkan dia tidak tidak bisa pergi.
Prinsip Kerja Sama & Maksim-Maksim
Tuturan biasanya memuat banyak makna implikatur yang sulit dipahami dengan baik oleh mitra tutur. Untuk menghindari kesalahpahaman pemaknaan dan interpretasi antara mitra tutur dan penutur, seorang filsuf, Paul Grice (1975) mengemukakan teori tentang 'Prinsip Kerja Sama' yang membantu membatasi implikatur agar komunikasi dapat berjalan dengan ajek.
Dalam prinsip kerja sama, terdapat empat maksim yang wajib dipatuhi agar dapat mencapai tujuan komunikasi.
- Maksim Kuantitas, mengenai kontribusi informasi yang diberikan harus secukupnya
- Maksim Kualitas, mengenai muatan informasi yang dituturkan harus benar/diyakini benar oleh mitra tutur
- Maksim Relevansi, mengenai muatan tuturan yang tidak keluar dari topik pembicaraan.
- Maksim Cara, mengenai muatan tuturan yang lugas, jelas, singkat dan tidak membingungkan.
Bahasa lain
Bahasa Inggris Implicature
Referensi
Grice, H.P. (1975). Logic and Conversation, In: P. Cole and J.L. MOrgan eds., Syntax and Semantics 3: Speech Acts, 41-58, New YorkL Academic Press.Retrieved from https://www.ucl.ac.uk/ls/studypacks/Grice-Logic.pdf Implikatur. 2023. KBBI Kemdikbud Daring. melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/implikatur Kushartanti, Yuwono, U. & Lauder, M. R. M. T. (2005). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.